Pentingnya kolaborasi antar mapel dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berdiferensiasi terlihat di SMAN 1 Terusan Nunyai pada siswa siswi kelas XII. Persiapan yang membutuhkan kekompakan, musyawarah mufakat dan penerapan nilai-nilai pelajar Pancasila turut dukung oleh wali kelas hingga wali murid. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bahasa Lampung, bahasa Indonesia, seni budaya, tari dan musik, sosiologi, ekonomi, prakarya, PKN, PAK pun turut bersinergi di dalamnya.
Tak hanya membuat siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran saja, pembelajaran berbasis proyek ini bisa mendorong kolaborasi bersama. Mulai dari kolaborasi sesama siswa hingga kolaborasi antar mata pelajaran. Melibatkan peran antar guru mapel, wali kelas dengan siswa, bahkan wali murid dengan anak-anaknya untuk mewujudkan projek atau praktek materi ini
Dalam pelajaran bahasa Lampung ada materi belajar berpantun, penglakhu mudo, penglakhu tuho di mana siswa SMA diajarkan untuk menjadi panitia muda dan panitia tua. Di kemudian hari dalam masyarakat anak-anak SMA bisa terjun membantu kepanitiaan jika ada resepsi pernikahan ataupun acara adat yang lain. Anak- anak mengenal adat budaya Lampung dan turut melestarikannya di kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain pelajaran agama Islam dengan materi pernikahan merupakan ujung tombak yang membuat pratik pernikahan antar kelas bisa terlaksana. Dalam pelajaran Agama Islam (PAI) Pernikahan adalah sunnah yang berlaku bagi semua makhluk Allah SWT , namun pernikahan adalah menyempurnakan setengah dari agama. Pernikahan disebutkan dalam firman Allah SWT di QS adz-Zariyat: 49.
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Arab-latin: wa ming kulli syai`in khalaqnā zaujaini la’allakum tadzakkarụn
Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” (QS. Az Zariyat: 49).
Selain mengerti makna pernikahan, siswa kelas XII juga diajarkan tujuan pernikahan dalam Islam, apa rukun dan syaratnya. Hingga bagaimana mempersiapkan diri dengan baik agar pernikahan bisa disiapkan secara matang dan menghindari pernikahan dini.
Merupakan hal yang biasa, jika pembelajaran disajikan dalam bentuk pemberian materi, lalu penugasan anak membuat makalah atau kliping tentang pernikahan. Namun untuk membuat kegiatan tersebut lebih bermakna, kolaborasi antar mapel adalah jawabannya.
Dengan dukungan penuh dari Kepala SMAN 1 Terusan Nunyai, Dra. Ratnawati, M.Pd hal ini semakin terlaksana mulus. Guru prakarya menampilkan hasil produk siswa berupa tapis, taplak meja, dekorasi Lampung yang dikenakan di upacara pernikahan. Guru sosiologi, PAK, PKN bisa menilai bagaimana pelaksanaan teori kehidupan sosial, musyawarah mufakat dalam pembentukan panitia pernikahan. Guru ekonomi ambil peran dalam penghitungan budget pernikahan. Guru bahasa Indonesia menilik lebih dalam saat anak – anak membuat undangan, pidato pernikahan, tata acara oleh Mc agar semua bisa disajikan para siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang komunikatif dan sesuai EYD.
Dikutip dari sambutan yang disampaikan Dra. Ratnawati, M.Pd “prinsip praktek pernikahan kali ini sudah sesuai pada konteks nyata yang dihadapi anak- anak dalam keseharian. Oleh sebab itu, diharapkan anak- anak bisa mengambil bagian di masyarakat seperti terlibat dalam kepanitiaan, kegiatan-kegiatan yang berbau adat istiadat Lampung dan sejenisnya” tambahnya.